Makanan yang merupakan “sumber yang sangat baik” dari nutrisi tertentu menyediakan 20% atau lebih dari nilai harian yang dianjurkan, berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Ketika dimasak (panas kering), lele liar memberikan 0,333 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), per 100 gram ikan lele liar. Ketika dimasak (panas kering), lele budidaya memberikan 0,259 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.049g), DHA (0,128), dan ALA (0.082g), per 100 gram ikan lele budidaya.
Berdasarkan kajian ilmiah ikan lele memiliki kandungan protein yang cukup tinggi didalamnya yaitu sekitar 17%,tak hanya itu ikan ini juga memiliki berbagai macam asam lemak,esensial yang dapat mencukupi kabutuhan akan asam lemak harian kita sekitar 9%. Namun batasi konsumsi ikan ini,karena kandungan kolesterolnya juga lumayan tinggi.1 hari 2 ekor sudah cukup memberikan banyak manfaat.
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot (Wikipedia, 2008).
Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasalnya, asam amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes (Wikipedia, 2008).
Lele merupakan sumber asam lemak omega 3, yaitu asam lemak dengan ikatan rangkap pada posisi karbon nomor 3 dari gugus metil atau disebut karbon posisi omega. Asam lemak ini merupakan precursor dari thrombaxiane A3 dan prostaglandin I3, zat yang sangat efektif untuk ganti agregasi keping-keping darah. Pencegahan agregasi keping-keping darah dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung.
Dari penelitian yang dilakukan secara berkelanjutan, para peneliti menemukan pula manfaat lain dari asam lemak omega 3, yaitu menurunkan tekanan darah; membantu merawat kesehatan kulit, terutama dari ekzema dan dermatitis; serta berperan dalam pembentukan cerebral cortese otak. Ini sangat berguna sekali bagi anda yang sering beraktivitas olahraga berat, atau aktivitas-aktivitas yang membutuhkan energi serta reflek yang tinggi.
Kekurangan asam lemak omega 3 pada hewan percobaan menunjukkan rendahnya penglihatan atau kecerdasan. Meski belum bisa menentukan jumlahomega 3 yang diperlukan untuk mengatur jantung supaya sehat secara efektif, para ahli menganjurkan 20-25% asam lemak esensial yang dikonsumsi berupa asam lemak omega 3. Untuk memenuhinya, mereka mengingatkan untuk tidak menggunakan suplemen minyak ikan secara rutin. Bahayanya antara lain, overdosis vitamin A dan vitamin D yang dapat menyebabkan keracunan dan juga perdarahan.
Dengan adanya peningkatan produksi perikanan budidaya rata rata sebesar 27 persen per tahun. Maka sektor ini menjadi sektor utama menggeser perikanan tangkap. Dan inilah yang diharapkan oleh Kementerian KKP. Karena itulah kemudian sejak mulai 2010, anggaran yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus kepada sektor budidaya.
Selain menargetkan produksi ikan sebesar 6,8 juta ton pada 2011, Kementerian KKP juga menargetkan Indonesia akan menjadi negara penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 2015. Karena itu, peningkatan akan difokuskan pada beberapa jenis budidaya. Produksi perikanan budidaya itu akan dikerek sebesar 221% dari 5,26 juta ton menjadi 16,89 juta ton untuk jenis rumput laut, patin, lele, nila, gurame, kakap, ikan kerapu, ikan mas, bandeng.
Produksi ikan patin akan naik secara total akan naik hingga 1.420% hingga 2014, dengan rata rata kenaikan tiap tahun 70%.Untuk lele, tahun 2010 mencapai 200.000 ton, hingga tahun 2014 kenaikannya bisa mencapai 450%.
Pada tahun 2000, produksi perikanan Provinsi Lampung, sebagian besar berasal dari kegiatan usaha penangkapan (85%) dan kegiatan usaha budidaya (15%). Ekspor hasil perikanan Provinsi Lampung, sebagian besar berasal dari hasil budidaya, khususnya udang, dimana pada tahun 2006, nilai ekspor hasil perikanan ini sebesar US$ 44,844 juta yang merupakan 21 % dari total nilai ekspor non migas Provinsi Lampung.
Lalu, pada 2010 produksi perikanan tangkap laut Lampung sebesar 164.551 ton lebih atau naik 13,60% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2009, produksi perikanan laut Lampung hanya 144.856 ton. Produksi perikanan laut itu berasal dari beberapa kabupaten/kota di Lampung seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Barat, Bandar Lampung, Tulangbawang, Pesawaran, Lampung Selatan dan lain lain.
Produksi ikan terbanyak pada periode itu terdapat di Kabupaten Lampung Timur dengan 39.941 ton, disusul Lampung Selatan 26.000 ton lebih dan Tanggamus sebesar 20.659 ton. Sementara produksi perikanan tangkap umum di Lampung pada periode yang sama yakni 8.530 ton atau turun sekitar 42% bila dibandingkan tahun sebelumnya dengan produksi 14.000 ton lebih.Produksi perikanan tangkap Lampung selama 2010 sebanyak 132.333,52 ton, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 173.082,25 ton.
Untuk sumber daya perikanan laut, Lampung memiliki potensi masih cukup besar, dimana perairan laut Lampung dibagi kedalam tiga wilayah: Pantai Timur ( Laut Jawa ; Selat sunda (Teluk Lampung dan Teluk Semangka ); Pantai Barat.
Potensi ikan di perairan barat, sebesar 85,379 ton pertahun untuk areal penangkapan sampai 30 mil, sedangkan sampai areal ZEE sebesar 97,845 ton pertahun, maka potensi ikan tangkap di pantai barat sebesar 182,864 ton per tahun. Pada perairan pantai timur, potensinya sebesa 11,800 ton pertahun dengan didominasi oleh jenis ikan demesal, sedangkan potensi ikan tangkap diselat sunda sebesar 97,752 ton pertahun dengan di dominasi oleh jenis ikan karang.
Untuk budidaya perikanan laut, potensi lahan yang ada luasnya kurang lebih 10,600 Ha yang menyebar pada Teluk Lampung, Teluk Semangka, Pantai Timur Lampung dan Barat Lampung. Dari potensi lahan yang ada, dialokasikan untuk budidaya ikan kerapu seluas 681 Ha, mutiara seluas 3,999 Ha, rumput laut 1,325 Ha dan kerang kerangan seluas 4,596 Ha.
Sedangkan lahan yang potensial untuk budidaya air payau, baik untuk kegiatan pembesaran ikan / udang maupun pembenihan, luasnya 61,200 Ha. Potensi tersebut menyebar di Pantai Timur Lampung yang membentang dari utara sampai selatan, seluas 52,500 Ha, Teluk Lampung seluas 700 Ha, Teluk Semangka 2,000 Ha dan pantai barat seluas 5,00 Ha. Dan komoditi yang potensial untuk di kembangkan secara budidaya adalah; udang, ikan bandeng, ikan kakap dan ikan kerapu.
Lampung sebenarnya memiliki yang potensial untuk budidaya ikan tawar. Ini bisa dilihat makin meningkatnya produksi ikan air tawar di Kabupaten-kabupaten Lampung. Untuk itu potensi pengembangan ikan lele di Lampung Timur memiliki potensi yang cukup baik. Dengan ketersediaan lahan yang cukup, kemudahan dalam pemilharaan ikan lele dan potensi penjualan yang terbuka lebar sangat memungkinkan untuk mengembangkan ikan lele sebagai potensi usaha.
No
|
Kegiatan
|
Minggu ke
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
Pembuatan Kolam
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Persediaan Air dan Kesehatan Kolam
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pembenihan
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pemeliharan
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
5
|
Panen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|