Ketika Menulis Adalah Kebutuhan : Tidak semua orang hobi menulis. Tetapi bagi yang hobi menulis, membuat tulisan adalah kebutuhannya sehari-hari. Seperti makan dan minum. Alam pikir ini jika tidak dituangkan dalam tulisan, ia akan melayang, terbang mengawang-awang menjadi bayangan. Bayangan yang menghantui dan memaksa untuk membuat tulisan.
Ketika ide telah dituangkan menjadi tulisan maka tak lain kepuasanlah yang didapat. Memuaskan alam pikir tak sama dengan memuaskan tenggorokan dan perut. Kepuasan itu terasa pada batiniah, ia abadi kalau bisa dikatakan demikian, karena ia bisa dirasakan oleh semua orang yang membacanya.
Dengan tulisan kita bisa mentransfer pengetahuan, membagi pengetahuan dan memberikan pengertian akan sesuatu. Berangkat dari hal kecil ini kita dapat menyaksikan betapa banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia berkat tulisan atas pemikirian-pemikiran para pendahulu.
Baca Juga: Menulis Bagaikan Pisau Bermata Dua
Kekuatan tulisan begitu kuat dan ia dapat bertahan berabad-abad. Tetapi alangkah banyaknya yang tidak mau menulis? Bahkan dengan meminta kawan-kawan untuk menulis saja susahnya minta ampun.
Ya, kita tidak bisa menyamakan semua orang bahwa setiap orang harus menulis. Tapi setidaknya, kita ingin tahu, ingin merasakan juga buah pikir orang lain. Tentang pandangannya terhadap suatu hal. Karena, pandangan pemikiran orang lain akan memberikan stimulan, akan memberikan sebuah pencerahan baru, sebagai perbandingan terhadap yang sudah ada.
Kebutuhan akan menulis selama ini dituntut pada dunia akademis dan yang pasti pada dunia pers. Tetapi tak salah pula bagi kita warga biasa yang juga tak pandai bersastra untuk andil didalamnya. Memberikan pengayaan pada dunia informasi dan menciptakan sejarah.
Baca Juga: Menghasilkan Uang Dengan Menulis
Sejarah dicipatakan dari dunia tulisan, karena kita tidak akan mengetahui sejarah masa lampau jika tidak ada yang menulis atau menceritakannya dengan tulisan. Dengan rekam jejak tulisan yang terpahat dibatu-batu, dibilah-bilah bambu, daun-daun lontar, pelepah-pelepah kurma kita tak akan tau seperti apa masa lampau itu.
Dengan menulis pula kita tidak mematikan sel-sel otak kita tentang pengetahuan, karena dengan menulis maka kita mengasah kembali pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki agar tidak lupa dan hilang begitu saja. Mari kita budayakan menulis dan menjadikannya kebutuhan yang mesti dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari.
Menulis adalah anugerah manusia yang diberikan Tuhan, karena dari sederetan mahluk ciptaan Tuhan, hanya manusia yang pandai menulis.