Trik Jitu Mengolah Leaseback Kendaraan Bermotor. Leaseback menjadi pilihan bagi para pemilik kendaraan atau pebisnis untuk menjaminkan BPKB Kendaraannya di Leasing untuk mendapatkan dana pinjaman. Leaseback mungkin terdengar asing bagi yang belum pernah bersentuhan dengannya.
Mungkin untuk lebih memudahkan pemahaman, istilah leaseback berkaitan dengan menggadaikan kendaraan tetapi kendaraan masih tetap bisa digunakan atau di tangan nasabah, sedangkan yang menjadi jaminan dan ditahan oleh Leasing adalah BPKB kendaraannya. Sedangkan nasabah justru mendapatkan pinjaman dana tunai yang bisa ia gunakan untuk keperluannya.
Baca Juga: Cara Sukses Menjadi Sales Mobil
Untuk artikel mengolah leaseback kendaraan bermotor kali ini saya menggunakan konsep bercerita, karena artikel ini terinspirasi dari salah satu teman sekaligus tetangga yang sukses dalam mengolah leaseback kendaraan bermotor. Saran saya, lebih baik membacanya dari awal sampai akhir agar tidak gagal paham. Hehehe…
Baiklah kembali ke judul yang telah saya buat yakni Trik Jitu Mengolah Leaseback Kendaraan Bermotor. Apa saja trik yang telah dilakukannya sehingga ia tetap eksis di dunia Leasing? Yuk lanjut.
Baca Juga: Teknik CMO Finance atau Leasing Agar Order Terus Mengalir
Cerita ini diawali pada saat ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta, hidup jauh dari sanak keluarga. Mencari peruntungan di pulau seberang. Siapa tau ada tuah disana. Ia memulai pekerjaan pertama sebagai sales mobil Hyundai. Nama yang kurang populer, atau kendaraan yang kurang diminati oleh warga Indonesia karena masih terpaku dengan hegemoni mobil-mobil keluaran Jepang. Sempat di-bully, diejek oleh teman-teman atau senior sales yang lain, bagaimana mungkin orang kampung bisa jualan mobil, di ibu kota negara lagi, yang katanya lebih kejam dari ibu tiri.
Lambat laun justru ejekan itu menjadi motivasi dan ia akan membuktikan bahwa orang daerah yang tidak mengenal Jakarta juga bisa jualan mobil dan mengalahkan mereka yang katanya warga ibu kota.
Mengumpulkan Kontak/Nomor Handphone Sebanyaknya
Langkah pertama yang dilakukannya adalah mengumpulkan koran-koran. Mengapa koran? Karena di dalam koran itu ada catatan berharga. Apa catatan berharga itu? Nomor Handphone.
Ya, itu triknya yang pertama.
“Nomor Handphone adalah harta karun bagi para sales dan marketing perusahaan. Dengan nomor handphone maka kita bisa menghubungi calon pelanggan secara langsung,” ujarnya.
Mencatat Nomor Handphone yang Ada di Koran
Tanpa ia sia-siakan, ia catat semua nomor handphone yang tertera di koran. Dari yang promosi atau jualan obat kuat sampai dengan promosi mebel. Orang-orang ini adalah orang bisnis atau wirausaha yang juga butuh kendaraan untuk operasional dan keperluan pribadinya.
“Yang penting nomor handphone ini aktif dan orang-orang itu bisa dihubungi,” tambahnya.
Apalagi para penjual mobil second yang memasang foto mobil dan nomor handphone di koran, mereka bukan saingan tetapi partner yang bisa diajak kerjasama untuk sama-sama jualan. Tidak menjual mobil second maka mobil baru pun pilihan yang pas. Apalagi pada waktu itu mobil second adalah primadona, tidak seperti sekarang yang sangat mudah untuk membeli mobil baru.
Dengan cara seperti itu, ia telah menanamkan jaringan kepada orang-orang yang dia hubungi.
Audiensi dan Tebar Kartu Nama
Bermodal kartu nama dan nomor handphone ia temui orang-orang itu. Lalu janji bertemu pun diatur, ada yang menolak ada yang menerima. Dengan pertemuan yang intens ia menawarkan promosi dan diskon yang menarik bagi para calon konsumen. Ia tidak memajang namanya dan promosi di koran-koran, justru ia menjemput bola dengan menghubungi mereka yang memajang nomor handphone di koran.
Ini menarik bagi saya, karena paradigmanya terbalik. Ia tidak mempromosikan jualannya di koran, tetapi menghubungi orang-orang yang berpromosi di koran. Dengan cara seperti itu, anak baru ini mampu menjadi yang terbaik. Ia mampu menjual dengan penjualan terbanyak dibanding yang lainnya dan eksis di Hyundai selama tiga tahun. Karena keinginan keluarga maka ia diminta untuk kembali ke Lampung, maka mau tidak mau dia kembali ke Lampung dan memulai semuanya dari nol.
Memulai dari nol dengan tidak menjadi sales kembali, tetapi eksis di dunia leasing. Sesuatu hal yang baru tetapi tetap bersentuhan pada dunia otomotif dan marketing. Saat ini ia bekerja di C Finance dan sudah beberapa leasing ia pernah bekerja. Toh jualan tetap juga lancar, apa yang diterapkannya juga sama seperti ia menjadi sales. Mengumpulkan koran dan menghubungi orang-orang yang ada di koran, yang menjadi sasaran adalah bukan menjual mobil saja tetapi pinjaman dana.
Membangun Jaringan Dengan Sales, Owner Mobil Second dan Makelar
Ia mengatakan, mencari order leaseback dan jual beli mobil baru/second caranya tidak jauh berbeda dengan sales mobil. Ada kesamaan cara, hanya proses dan tujuannya saja yang berbeda. Oleh karena itu, trik yang kedua adalah membangun hubungan dengan sales, owner mobil second dan makelar.
“Ketiganya memiliki kepentingan yang sama. Ketiga tipe sektor ini memiliki hubungan yang intens dengan konsumen mereka. Konsumen mereka tidak melulu beli mobil, kadang kala juga butuh dana tunai untuk menjalankan usahanya,” jelasnya.
Artinya bagi dia, order tidak harus langsung dari konsumen tetapi bisa juga dari ketiga sumber yang telah disebutkan.
Kerjasama Dengan CMO dan Kolektor/Collector Perusahaan Leasing Lain
Ketiga, kerjasama dengan CMO dan Collector leasing lain. Dengan platform yang berbeda, masing-masing leasing memiliki terget pasar yang berbeda. Dengan begitu dapat saling melengkapi. Jika order tidak masuk di leasing tertentu bisa juga masuk di leasing yang satunya. Artinya, bisa dikatakan subsidi silang antar leasing. Tetapi yang pasti saling menjaga dan memberikan nasabah yang baik.
Pasang Kaki, Mata, dan Telinga Dimana Saja
Keempat, pasang kaki, mata dan telinga dimana saja. Karena di daerah-daerah, banyak kita lihat spanduk-spanduk yang bertebaran di rumah-rumah warga. Disitu pendekatan yang dilakukan, ini sama dengan program seperti yang dilakukan oleh Adira dengan Adira Maxi.
Dengan memasang broker-broker yang memenuhi kriteria dan jangkauan yang berbeda. Pendekatan ini lebih efektif dibanding dengan penawaran langsung dikarenakan lebih aman dan terpercaya. Broker lebih dipercaya oleh konsumen yang belum kita kenal dikarenakan ketakutan akan penipuan dan lainnya.
Gunakan Database
Kelima, gunakan database. Database menjadi primadona bagi mereka yang mengerti data. Menghubungi konsumen yang akan lunas masa tenornya dan menawarkan kembali apakah ia memerlukan dana tunai atau tidak. Ya walaupun tidak semua, tetapi ada juga yang membutuhkan dana tunai yang cepat dibanding ketika ia harus mengagunkan sertifikat tanahnya.
Di leasing paling lama hanya butuh waktu satu minggu, dana sudah cair. Peraturan yang tidak begitu ketat dengan bank membuat orang-orang yang memiliki kendaraan lebih memilih untuk mengagunkan BPKB-nya dibanding dengan sertifikat tanah. BPKB mobil lebih liquid dibanding sertifikat tanah, padahal secara harga, penjualan kembali kendaraan bermotor memiliki selisih harga dibandingkan dengan tanah dan bangunan.
Penutup
Itulah sekelumit Trik Jitu Mengolah Leaseback Kendaraan Bermotor dari hasil perbincangan saya dengan saudara Harry Prianto. Trik yang ia bagikan mungkin telah banyak yang menerapkan, tetapi dengan sarana ini mudah-mudahan memberikan gambaran apa saja langkah untuk mendapatkan order pinjaman dana tunai kendaraan bermotor.