Udang menjadi salah satu komoditas ekspor di Indonesia. Jenis udang yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia sampai dengan tahun 2016 adalah Udang Vaname dengan share produksi hampir mencapai 80% dari total produksi udang Indonesia.
Sedangkan Udang Windu yang merupakan udang asli Indonesia masih berkutat dengan berbagai macam penyakit sehingga belum bisa menjadi udang nomor satu walaupun harga Udang Windu perkilogramnya jauh lebih tinggi dibanding dengan udang vaname.
Baca Juga: Produksi Buah Alpukat di Indonesia
Data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menyebutkan bahwa volume produksi udang di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 337.930 ton. Udang Vaname dengan produksi terbesar mencapai 170.900 ton, disusul Udang Windu sebesar 124.500 ton dan Udang lainnya sebesar 42.530 ton.
Produksi udang dari tahun 2010 sampai dengan 2013 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 produksi udang tercatat sebesar 638.790 ton. Produksi Udang Vaname pada tahun tersebut sebesar 390.200 ton, Udang Windu sebesar 171.500 ton dan Udang lainnya sebesar 77.090 ton.
Baca Juga: Produksi Rumput Laut di Indonesia
Pada tahun 2014, produksi udang di Indonesia mengalami peningkatan tipis menjadi 639.280 ton. Pada periode ini penurunan produksi pada Udang Windu dan jenis udang lainnya, sedangkan Udang Vaname terus meningkat. Produksi Udang Vaname pada tahun tersebut sebesar 442.300, disusul Udang Windu sebesar 131.800 dan Udang lainnya sebesar 65.180 ton.
Pada tahun 2015 produksi udang mengalami penurunan menjadi sebesar 605.348 ton. Dengan rincian Udang Vaname pada tahun 2015 sebesar 413.079 ton, Udang Windu sebesar 124.869 ton dan udang lainnya sebesar 67.400 ton.
Sedangkan pada tahun 2016 produksi udang meningkat menjadi 674.555 ton. Terdiri dari produksi Udang Vaname sebesar 488.019 ton, Udang Windu 150.860 ton dan Udang lainnya sebesar 35.676 ton.
Industri udang berkembang cukup baik di Indonesia. Pada awalnya lampung merupakan penghasil udang utama di Indonesia ditopang dengan dua perusahaan besar yang fokus pada usaha budidaya tambak seperti DIPASENA dan BRATASENA. Akan tetapi pada awal tahun 2000-an perusahaan-perusahaan ini mulai goyah sehingga sangat berpengaruh terhadap produksi udang Lampung yang semakin lama semakin menurun.
Baca Juga: Lima Daerah Penghasil Udang di Indonesia
Bersamaan dengan itu diperkenalkannya Udang Vaname dan teknologi pembudidayaan udang dengan sistem tresirkulasi menjadi tonggak bangkitnya industri udang di Pantura sehingga Jawa Barat menjadi produsen udang tertinggi di tahun 2016.
Pohon Industri Udang
Berdasarkan Pohon Industri, Udang memiliki banyak manfaatnya. Selain daging yang bisa dikonsumsi untuk makanan, limbah kulit udang juga memiliki banyak manfaat lainnya.
Daging udang selain dimasak langsung juga dapat dikalengkan (Udang Kaleng), Udang Beku dan Kerupuk Udang. Tentu saja dominasi kegunaan daging udang adalah untuk konsumsi.
Sedangkan Limbah Kulit Udang dapat digunakan sebagai bahan Khitin dan Khitosan. Kedua bahan ini digunakan untuk Industri Fotografi, Pembuatan Kertas, Farmasi, Kosmetik, Pengolahan Air dan Pengawetan Kayu.(***)