Fenomena Palu Arit – PKI – ; Seiring berjalannya waktu, eksistensi PKI lambat laun mulai bangkit. Embrio-embrio baru dari gerakan komunis di Indonesia semakin terasa. Yah, tidak sepenuhnya PKI bungkam, tak sepenuhnya PKI padam. Ia terus berevolusi menjadi kekuatan arus bawah. PKI tak akan pernah berhenti meneriakkan revolusi. Catatan demi catatan kebangkitan PKI menjadi headline dan menghantui. Dan terbesit pertanyaan besar, Benarkah ia bangkit kembali?
Catatan kelam pemberontakan-pemberontakan PKI menyisakan trauma bagi Bangsa Indonesia, Perang Saudara, trauma yang selalu mengusik ketika mendengar kebangkitan PKI. Track record PKI yang tertanam dalam-dalam di pikiran dan hati sanubari sebagian besar masyarakat Indonesia inilah yang menjadi catatan, Anti Pancasila.
|
Sebagai antitesis dari Pancasila kekuatan PKI dibungkam, ia dipalu dan diarit ketika bangkit dan ingin bangkit. Pada masa kekuasaan SBY kekuatan-kekuatan PKI pun terlihat bermunculan, ketika itu pada september 2012, beberapa aktifis HMI Trisakti menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari Universitas yang sama dan terindikasi PKI. Peristiwa ini meninggalkan catatan pesan ideologis ketika terdapat tulisan “HMI haram di kampus C, yang ada palu arit dan Ganyang HMI”.
Terbaru, seperti yang dilansir Kompas pada hari minggu 8 Mei 2016 seorang mahasiswa FE Unila semester X ditangkap karena mengenakan kaus merah bertuliskan “CCCP” dan bergambar palu arit di arena konser musik Lapangan Saburai. Dan beberapa lagi yang mencuat kabar dari beberapa daerah/ibu kota dan beberapa toko yang menjual kaos dengan bergambar atribut Palu Arit Band Kreator diamankan polisi.
Baik poster, kaos dan atribut lainnya memang bertebaran, tapi apakah itu hanya sekedar mode atau ada unsur ideologis didalamnya? Lambang palu arit merupakan lambang Komunis Internasional. Bersatunya kaum buruh (palu) dan petani (arit) menjadi bentuk perlawanan simbolis bagi mereka yang terpinggirkan pada Revolusi Bolshevik 1917 di Rusia. Terpinggirkannya kaum buruh dan tani tidak bisa dilepaskan dari berkembangnya Revolusi Industri di Eropa. Keberadaan Partai Komunis Sosialis yang menggunakan bendera merah pada saat itu memanfaatkan momentum yang sedang bergeliat. Bersatunya kaum buruh dan tani menjadi kekuatan yang masif dan tak tergoyahkan. Dengan adanya kekuatan buruh dan tani itulah komunis mengambil peran aktif menggunakan lambang palu arit menyilang dengan latar belakang bendera merah sebagai lambang mereka, dan ini resmi menjadi bendera komunis diseluruh dunia pada tahun 1922 (Referensi: Arti Lambang Palu Arit dalam Gerakan Komunis Internasional)
Kondisi kekinian, menuduh mereka yang menggunakan atribut komunis memiliki hubungan dengan PKI juga tak bisa semudah itu. Perlu kehati-hatian dan penyelidikan yang mendalam apakah itu hanya sekedar mode atau memang ada unsur ideologis didalamnya. Demi menegakkan keadilan dan Hak Asasi Manusia di negara Pancasila ini.
Sebagai refleksi, gerakan-gerakan buruh di Indonesia pada masa kekinian juga tidak seramai dahulu ketika SBY berkuasa, hal ini mahfum, karena pentolan-pentolan atau mereka yang menggerakkan buruh pada periode SBY saat ini telah menikmati kekuasaan karena sukses mengantarkan Jokowi ke tampuk kekuasaan, mungkin, karena aku hanya berasumsi, bisa benar bisa juga salah. Siapa sebetulnya kaum buruh? Siapa sebetulnya kaum tani? Suram, Gelap, atau mereka hanya dijadikan pijakan bagi mereka yang ingin berkuasa atau minimal menempel dengan mereka yang sedang berkuasa.
Baca Juga: 3 Cara Mengasah Otak Agar Kreatif