Kejahatan kerah putih timbul karena adanya pembedaan yang jelas antara pekerjaan-pekerjaan kerah putih yaitu yang bekerja di lingkungan kantor dan kerah biru yaitu pekerja pabrik. Kejahatan kerah putih timbul jika aktivitas digunakan secara tidak tepat atau disajikan dengan keliru oleh suatu tindakan atau rangkaian tindakan yang tidak tampak jahat secara fisik. Kejahatan kerah putih mencakup memasukkan. Transaksi-transaksi fiktif/ penipuan kedalam sistem akuntansi.
Ada tiga bentuk dasar pencurian dalam kejahatan kerah putih. Pencurian oleh karyawan -penggelapan aktiva oleh karyawan untuk keuntungan pribadi. Pencurian oleh karyawan luar – penggelapan aktiva oleh karyawan melalui kolusi dengan pihak luar (misalnya, bukan karyawan perusahaan) untuk keuntungan pribadi. Penggelapan manajemen – penggelapan aktiva atau penyajian yang salah yang dilakukan manajemen.
Baca Juga: Pengertian Sistem informasi Akuntansi
Dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa siapapun itu dapat berkontribusi dalam pelaksanaan kejahatan kerah putih dan penggelapan yang melibatkan orang internal dari perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya berhubungan dengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi). Tindakan koruptif ini bukan hanya pada lembaga pemerintahan saja tetapi juga pada perusahaan-perusahaan bisnis demi keuntungan pribadi pelaku.
Lain halnya dengan kejahatan kerah putih yang dilakukan oleh manajemen. Dalam pengendalian intern, manajemen perusahaan memiliki otoriasi dalam tindakan-tindakan yang masuk dalam wilayah kekuasaannya. Dengan otorisasi yang dimiliki, manajemen perusahaan memanfaatkan kekuasaan-kekuasan itu untuk melakukan penggelapan.
Baca Juga: Istilah Sistem informasi Akuntansi
Penggelapan manajemen mencakup penggelapan atau penyajian yang salah atas aktiva dari karyawan, atau pihak ketiga dari luar perusahaan, atau keduanya. Manajemen bertanggung jawab menetapkan pengendalian organisasi, sehingga tidak terpengaruh oleh tindakan-tindakan karyawan. Ketidak beresan yang dilakukan manajemen lebih sulit dideteksi dibandingkan ketidakberesan yang dilakukan oleh karyawan.
Kejahatan kerah putih dapat berakibat pada laporan keuangan. Laporan keuangan yang digelapkan adalah tindakan yang disengaja dan ceroboh, baik bertujuan atau tidak yang berakibat menimbulkan kesalahan yang material pada laporan keuangan. Karyawan-karyawan pada setiap tingkatan organisasi dapat terlibat. Laporan keuangan yang digelapkan dapat mencakup transaksi-transaksi fiktif yang diproses melalui sistem akuntansi, penilaian aktiva secara salah seperti pada persediaan, atau kesalahan penerapan prinsip-prinsip akuntansi. Tidak ada perusahaan dalam ukuran apapun yang kebal terhadap kemungkinan pelaporan keuangan yang digelapkan.
Pada tingkat yang lebih tinggi, kejahatan kerah putih berlaku pada kejahatan korporasi (perusahaan). Perbedaannya adalah masalah kemanfaatan dimana tindakan kejahatan kerah putih ini lebih memberikan manfaat kepada perusahaan atau organisasi dibandingkan kepada individu yang melakukan dan individu tersebut hanya menerima manfaat secara tidak langsung.
Hal menarik dari kejahatan kerah putih ini adalah seringkali tampak tidak memakan korban. Kriminalitas seperti penggelapan, penipuan pajak, laporan keuangan yang digelapkan, penipuan asuransi dan penipuan lainnya. salah satu langkah untuk pemerikasaan adalah dengan melakukan analisis prosedur sebagai syarat awal untuk menemukan dan membuktikan bahwa kriminalitas telah terjadi.
Akuntansi forensik berkaitan dengan pencegahan dan deteksi penggelapan dan kejahatan kerah putih. Akuntansi forensik adalah satu dari beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pencegahan dan deteksi penggelapan.
Sumber Pustaka;
Sistem Informasi Akuntansi, George H. Bodnar dan William S. Hopwood. di Indonesiakan oleh Amir Abadi Yusuf, Penerbit: Salemba Empat, 1996
http://mynameisanggun-bukuhariananggun.blogspot.co.id/2012/01/kejahatan-kerah-putih-white-collar.html
