Daerah Penghasil Jahe di Indonesia

Daerah Penghasil Jahe di Indonesia

Daerah Penghasil Jahe di Indonesia. Sebelumnya telah dibahas tentang Produksi Jahe di Indonesia tahun 2016-2020, saat ini tim rajobaso.com akan membahas tentang daerah-daerah penghasil jahe di Indonesia. Urutan dari pembahasan ini adalah berdasarkan rangking di tahun 2020.

Produksi jahe di Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 183.517.778 kg. Produksi jahe pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 5,24% bila dibandingkan dengan produksi jahe pada tahun 2019, dimana pada tahun 2019 produksi jahe Indonesia sebesar 174.380.120 kg.

10 daerah penghasil jahe terbesar di Indonesia pada tahun 2020 antara lain, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Maluku Utara, DI Yogyakarta, dan Sumatera Selatan.

Daerah Penghasil Jahe di Indonesia

Berikut 10 daerah penghasil jahe di Indonesia yang berhasil dihimpun:

Jawa Timur

Provinsi Jawa Timur merupakan daerah penghasil jahe terbesar di Indonesia selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Jahe Jawa Timur berkontribusi sebesar 24,57% dari total produksi jahe di Indonesia pada tahun 2020.

Berikut data produksi jahe di Provinsi Jawa Timur tahun 2016-2020:

Produksi jahe di Provinsi Jawa Timur tahun 2016-2020
Produksi Jahe di Jawa Timur tahun 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah 2021

Dari data di atas dapat dilihat produksi jahe Jawa Timur pada tahun 2016 sebesar 100.993.661 kg, kemudian turun menjadi 65.082.863 kg pada tahun 2017. Pada tahun 2018 produksi jahe Jawa Timur meningkat menjadi 77.241.049 kg, penurunan tajam terjadi pada tahun 2019 dengan produksi sebesar 49.091.741 kg. Di tahun 2020, produksi jahe Jawa Timur kembali menurun dengan produksi sebesar 45.092.555 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 1000 ton di Jawa Timur pada tahun 2019 adalah Kabupaten Pacitan dengan produksi sebesar 14.398.170 kg, Kabupaten Situbondo sebesar 10.743.260 kg, Kabupaten Malang sebesar 7.450.539 kg, Kabupaten Ponorogo sebesar 3.114.617 kg, Kabupaten Trenggalek sebesar 2.359.921 kg, Kabupaten Magetan sebesar 2.274.155 kg, Kabupaten Kediri sebesar 1.957.164 kg, Kabupaten Pamekasan sebesar 1.521.883 kg dan Kabupaten Pasuruan dengan produksi sebesar 1.243.748 kg.

Sementara di tahun 2020, produksi jahe di daerah Jawa Timur di atas 1000 ton antara lain Kabupaten Pacitan sebesar 21.060.211 kg, Kabupaten Malang sebesar 7.846.211 kg, Kabupaten Magetan sebesar 3.563.246 kg, Kabupaten Ponorogo sebesar 2.811.560 kg, Kabupaten Bondowoso sebesar 2.074.684 kg, Kabupaten Kediri sebesar 1.955.453 kg, Kabupaten Trenggalek sebesar 1.360.108 kg.

Jawa Barat

Sebagai daerah penghasil jahe di Indonesia, produksi jahe di Jawa Barat di tahun 2020 sebesar 34.910.295 kg. Produksi jahe Jawa Barat menempati peringkat kedua dari total produksi jahe di Indonesia. Jawa Barat menyumbang sekitar 19,02% dari total produksi jahe nasional.

Berikut data produksi jahe di Provinsi Jawa Barat tahun 2016-2020:

produksi jahe di Provinsi Jawa Barat tahun 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe Jawa Barat pada tahun 2016 adalah sebesar 63.520.012 kg, turun menjadi 33.966.136 kg pada tahun 2017. Penurunan produksi jahe Jawa Barat kembali terjadi pada tahun 2018, dengan total produksi sebesar 26.966.783 kg dan meningkat pada tahun 2019-2020 dengan masing-masing produksi sebesar 34.077.527 kg tahun 2019 dan 34.910.295 kg tahun 2020.

Daerah penghasil jahe di Jawa Barat di atas 1000 ton pada tahun 2019 antara lain, Kabupaten Garut sebesar 15.940.598 kg, Kabupaten Sukabumi sebesar 6.883.383 kg, Kabupaten Cianjur sebesar 2.403.318 kg, Kabupaten Majalengka dengan produksi sebesar 1.835.306 kg, Kabupaten Sumedang sebesar 1.360.493 kg, Kabupaten Subang sebesar 1.355.986 kg, dan Kabupaten Bandung Barat 1.287.404 kg.

Sementar di tahun 2020 adalah Kabupaten Garut sebesar 10.831.723 kg, Kabupaten Cianjur sebesar 8.524.073 kg, Kabupaten Sukabumi sebesar 3.579.373 kg, Kabupaten Bandung Barat sebesar 3.560.459, dan Kabupaten Subang sebesar 1.586.019 kg.

Jawa Tengah

Pada tahun 2020, Jawa Tengah menjadi daerah penyumbang produksi jahe nomor tiga di Indonesia. Total jahe yang diproduksi sebesar 31.667.414 kg. Atau menyumbang sekitar 17,26% dari total produksi jahe di Indonesia.

Berikut data produksi jahe Jawa Tengah tahun 2016-2020:

produksi jahe Jawa Tengah tahun 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe Jawa Tengah pada tahun 2016 adalah sebesar 48.421.766 kg dan dapat dikatakan sebagai produksi terbesar dalam kurun waktu 5 tahun terkahir.

Sementara produksi jahe Jawa Tengah pada tahun 2017 adalah sebesar 45.352.918 kg, pada tahun 2018 turun menjadi 39.198.453 kg. Pada tahun 2019 kembali menurun menjadi 27.071.149 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 1000 ton di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 adalah Kabupaten Wonogiri sebesar 6.851.216 kg, Kabupaten semarang dengan produksi sebesar 5.430.904 kg, Kabupaten Boyolali sebesar 2.828.160 kg, Kabupaten Karanganyar sebesar 2.569.909 kg, Kabupaten Magelang sebesar 2.116.029 kg.

Di tahun 2020 adalah Kabupaten Semarang sebesar 5.891.075 kg, Kabupaten Wonogiri sebesar 5.485.786,72 kg, Kabupaten Karanganyar sebesar 4.242.783 kg, Kabupaten Boyolali sebesar 2.933.910, Kabupaten Magelang sebesar 2.620.676 kg, Kabupaten Temanggung sebesar 1.740.310 kg, dan Kabupaten Wonosobo sebesar 1.174.591 kg.

Bengkulu

Bengkulu menjadi daerah penghasil jahe terbesar di luar Pulau Jawa. Produksi jahe Bengkulu pada tahun 2020 sebesar 13.874.568 kg, atau berkontribusi sebesar 7,56% terhadap produksi jahe di Indonesia tahun 2020.

Berikut data produksi jahe di Provinsi Bengkulu tahun 2016-2020:

produksi jahe di Provinsi Bengkulu tahun 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe di Bengkulu terbesar pada kurun waktu 5 tahun terakhir adalah pada tahun 2019, dengan produksi sebesar 14.025.136 kg. Sementara produksi pada tahun 2018 tercatat sebesar 13.988.248 kg, tahun 2017 sebesar 11.467.605 kg dan pada tahun 2016 sebesar 11.260.336 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 100 ton di Bengkulu pada tahun 2019 adalah Kabupaten Rejang Lebong dengan produksi sebesar 13.125.242 kg, Kabupaten Kaur dengan produksi sebesar 259.712 kg, Kabupaten Lebong sebesar 243.035 kg, Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 182.404 kg, dan Kabupaten Kepahiang sebesar 135.275 kg.

Di tahun 2020 adalah Kabupaten Rejang Lebong sebesar 12.037.670 kg, Kabupaten Kaur sebesar 577.011, Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 265.676 kg, Kabupaten Seluma sebesar 189.651 kg, dan Kabupaten Kepahiang sebesar 158.950 kg.

Sulawesi Selatan

Di tempat kelima ada Provinsi Sulawesi Selatan dengan produksi sebesar 8.443.663 kg pada tahun 2020. Kontribusi produksi jahe Sulawesi Selatan terhadap produksi jahe nasional adalah sebesar 4,6%.

Berikut data produksi jahe di Sulawesi Selatan periode 2016-2020:

produksi jahe di Sulawesi Selatan periode 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe di Sulawesi Selatan tertinggi terjadi pada tahun 2016 yakni sebesar 19.785.431 kg. Di tahun berikutnya terjadi penurunan yang signifikan, dimana pada tahun 2017 produksi jahe Sulawesi Selatan sebesar 12.040.602 kg. Di tahun 2018 produksi jahe kembali menurun sehingga menjadi 10.489.584, dan meningkat kembali pada tahun 2019 dengan produksi sebesar 13.473.810 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 100 ton untuk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2019 adalah Kabupaten Maros sebesar 9.710.280 kg, Kabupaten Bone sebesar 2.723.819 kg, Kabupaten Enrekang sebesar 684.030 kg, dan Kabupaten Gowa sebesar 110.937 kg.

Sementara di tahun 2020 adalah Kabupaten Maros sebesar 3.215.793 kg, Kabupaten Bone sebesar 2.356.821 kg, Kabupaten Enrekang sebesar 1.095.931 kg, Kabupaten Gowa sebesar 219.573 kg, Kabupaten Toraja Utara sebesar 166.892 kg, Kabupaten Tana Toraja sebesar 129.866 kg, serta Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebesar 106.867 kg.

Sumatera Utara

Produksi jahe di Sumater Utara pada tahun 2020 adalah sebesar 7.194.297 kg atau berkontribusi sebesar 3,92% dari total produksi jahe nasional.

Berikut data produksi jahe Sumatera Utara tahun 2016-2020:

produksi jahe Sumatera Utara tahun 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe tertinggi Sumatera Utara pada kurun waktu 5 tahun terakhir adalah pada tahun 2016, dengan total produksi sebesar 8.400.336 kg. Produksi turun pada tahun 2017, menjadi sebesar 7.263.534 kg, kemudian turun kembali pada tahun 2018 menjadi 5.452.774 kg. Produksi yang paling sedikit dalam waktu 5 tahun terakhir adalah pada tahun 2019, yang memproduksi sebesar 2.815.186 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 100 ton di Sumatera Utara pada tahun 2019 adalah Kabupaten Toba dengan produksi sebesar 1.055.625 kg, Kabupaten Samosir sebesar 422.808 kg, Kabupaten Simalungun sebesar 349.602 kg, Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 295.358 kg, Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 270.757 kg, Kabupaten Deli Serdang sebesar 138.788 kg, dan Kabupaten Karo sebesar 131.200 kg.

Sementara pada tahun 2020 adalah Kabupaten Simalungun sebesar 1.854.201 kg, Kabupaten Toba sebesar 1.790.430 kg, Kabupaten Samosir sebesar 1.603.390 kg, Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 570.669 kg, Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 370.611 kg, Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 336.413 kg, Kabupaten Dairi sebesar 248.289 kg, dan Kabupaten Deli Serdang sebesar 162.137 kg.

Sumatera Barat

Di tempat ketujuh ada Sumatera Barat. Produksi jahe Sumatera Barat pada tahun 2020 adalah sebesar 5.932.761 kg, atau berkontribusi sebesar 3,23% dari produksi jahe nasional.

Berikut data produksi jahe Sumatera Barat dari tahun 2016-2020:

produksi jahe Sumatera Barat dari tahun 2016-2020
Sumber: BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari 5 tahun terakhir produksi jahe tertinggi di Sumatera Barat adalah pada tahun 2020, atau terjadi peningkatan sebesar 100,49% dibandingkan tahun 2016.

Produksi jahe di Sumatera Barat pada tahun 2016 adalah sebesar 2.959.082 kg, meningkat pada tahun 2017 menjadi 3.011.056 kg. Pada tahun 2018 meningkat kembali menjadi 3.177.549 kg dan 4.508.462 kg pada tahun 2019.

Daerah penghasil jahe di atas 100 ton di Sumatera Barat pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lima Puluh Kota dengan produksi sebesar 1.577.003 kg, Kabupaten Agam dengan produksi sebesar 1.469.780, Kabupaten Solok sebesar 491.323 kg, Kabupaten Pasaman Barat sebesar 390.064 kg, dan Kabupaten Tanah Datar sebesar 232.522 kg.

Di tahun 2020 adalah Kabupaten Lima Puluh Kota sebesar 2.371.525 kg, Kabupaten Agam sebesar1.581.318 kg, Kabupaten Pasaman Barat sebesar 704.029 kg, Kabupaten Solok sebesar 505.247 kg, Kabupaten Solok Selatan sebesar 218.730 kg, Kabupaten Tanah Datar sebesar 188.528 kg, dan Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 144.345 kg.

Maluku Utara

Produksi jahe Maluku Utara adalah nomor delapan di tahun 2020. Produksi jahe Maluku Utara adalah sebesar 5.364.071 kg. Atau berkontribusi sebesar 2,92% dari produksi nasional.

Berikut produksi jahe Maluku Utara 2016-2020:

produksi jahe Maluku Utara 2016-2020
Sumber; BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe di Maluku Utara tergolong fenomenal. Dimana pada tahun 2016 produksi jahe Maluku Utara hanya sebesar 29.719 kg menjadi 5.364.071 kg pada tahun 2020. Pada tahun 2016, Maluku Utara menempati urutan ke-32 berada di atas DKI Jakarta dan Papua Barat.

Peningkatan produksi jahe di Maluku Utara dimulai pada tahun 2017 dengan produksi sebesar 724.011, meningkat menjadi 768.278 kg pada tahun 2018. Lompatan tajam terjadi pada tahun 2019 dan 2020, dimana produksi pada tahun 2019 sebesar 3.083.435 kg.

Kabupaten Halmahera Barat menjadi sentra produksi jahe di Maluku Utara, dimana produksi jahe pada tahu 2019 sebesar 2.971.150 kg dan 3.959.194 tahun 2020 (data sementara). Daerah lainnya yang memproduksi jahe di Maluku Utara adalah Halmahera Selatan dan Pulau Morotai.

DI Yogyakarta

Di tempat sembilan ada DI Yogyakarta dengan produksi sebesar 4.532.098 kg, atau berkontribusi sebesar 2,47% dari produksi jahe nasional.

Berikut data produksi jahe di Provinsi DI Yogyakarta 2016-2020:

data produksi jahe di Provinsi DI Yogyakarta 2016-2020
Sumber; BPS, data diolah 2021

Produksi tertinggi jahe di Yogyakarta adalah pada tahun 2017 dengan produksi sebesar 8.545.276 kg. Sementara pada tahun 2016 produksi jahe di Yogyakarta sebesar 4.917.635 kg.

Pada tahun 2018 kembali menurun menjadi 5.455.788 kg,dan pada tahun 2019 menurun kembali menjadi 4.549.794 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 100 ton di Yogyakarta pada tahun 2019 adalah Kabupaten Kulon Progo dengan produksi sebesar 3.833.768 kg, dan Kabupaten Sleman dengan produksi sebesar 636.931 kg.

Sementar di tahun 2020 adalah Kabupaten Kulon Progo dengan produksi sebesar 3.947.352 kg, dan Kabupaten Sleman dengan produksi sebesar 522.182 kg.

Sumatera Selatan

Sumatera Selatan menempati nomor 10 dari total produksi jahe nasional. Produksi jahe Sumatera Selatan pada tahun 2020 adalah sebesar 3.975.596 kg, atau menyumbang sekitar 2,17% produksi jahe nasional.

Berikut data produksi jahe Sumatera Selatan 2016-2020:

data produksi jahe Sumatera Selatan 2016-2020
Sumber; BPS, data diolah, 2021

Produksi jahe di Sumatera Selatan tergolong fluktuatif, dengan produksi terbesar pada tahun 2020. Sementara itu pada tahun 2016 produksi jahe di Sumatera Selatan sebesar 2.755.441 kg, menurun pada tahun 2017 dengan produksi sebesar 1.287.957 kg. Tahun 2018 adalah tahun dengan produksi terendah, yakni sebesar 852.738 kg, dan meningkat kembali pada tahun 2019 menjadi 1.348.625 kg.

Daerah penghasil jahe di atas 100 ton di Sumatera Selatan pada tahun 2019 antara lain, Kabupaten OKU Selatan dengan produksi sebesar 398.940 kg, Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 277.795 kg, Kabupaten OKU Timur dengan produksi sebesar 253.075 kg, dan Kabupaten Musi Rawas sebesar 106.482 kg.

Baca Juga: Produksi Jahe Lampung 2020 Meningkat

Sementara di tahun 2020, Kabupaten OKU Timur sebesar 2.358.559 kg, Kabupaten Musi Rawas sebesar 731.615 kg, Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 273.505 kg, Kabupaten Empat Lawang sebesar 193.340 kg, Kabupaten Lahat sebesar 150.666 kg, dan Kabupaten OKU Selatan sebesar 128.877 kg.

Penutup

Demikianlah untuk pembahasan tentang 10 Daerah Penghasil Jahe di Indonesia. Mudah-mudahan bisa membantu kebutuhan data bagi teman-teman semua.

Recommended For You

About the Author: Guntur Subing

Memiliki hobi tulis menulis dan mengelola blog. Moto; "Bersemangat dalam Pengembangan Diri dan Terus Belajar Sampai Akhir Hayat"