Tayuh Bandakh (Acara Adat) Negekhi Kelumbayan. Tayuh Bandakh dilaksanakan setiap kenaikan Tahta Kebandakhan. Pada saat tulisan ini dibuat, proses Tayuh Bandakh sedang berlangsung di Kebandakhan Negekhi Kelumbayan Tanggamus, Lampung.
Rangkaian acara adat yang sedang berlangsung ini akan menghabiskan waktu kurang lebih 1 bulan. Prosesi Tayuh Bandakh di Kebandakhan Negekhi Kelumbayan Tanggamus dilaksanakan dari tanggal 8 Februari sampai dengan 12 maret 2017.
Tayuh Bandakh
Momentum pelaksanakan Tayukh Bandakh merupakan rangkaian kegiatan Kenaikan Tahta Kebandakhan saat seorang Putra Mahkota (anak laki tertua) dari Bandakh Negekhi Kelumbayan menikah. Putra Mahkota ini akan menggantikan posisi ayahnya dan akan memegang tampuk pimpinan Kebandakhan.
Baca Juga: Begawi Pineng Ngerabung Sanggagh
Pada Kebandakhan Negekhi Kelumbayan Tanggamus, proses kenaikan tahta serupa pernah terjadi sekitar 30 tahun silam. Yakni pada saat Suntansyah Bandakh Makhga (ayah dari putra mahkota saat ini) menikah menggantikan tahta ayahnya (kakek dari putra mahkota saat ini).
Himpun Mufakat
Sebelum digelar acara adat, terlebih dahulu Bandakh Negekhi Kelumbayan mengumpulkan anak buahnya di beberapa Kesebatinan Pekon yang ada di bawah kekuasaan adat Makhga Negekhi Kelumbayan. Diantaranya Saibatin Pekon Unggak, Saibatin Pekon Susuk, Saibatin Pekon Paku dan Saibatin Pekon Napal serta ada diantaranya Saibatin dari Pringsewu.
Perkumpulan ini guna melaksanakan himpun mufakat untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada acara adat yang akan dilaksanakan. Mulai dari penyusunan rangkaian acara adat termasuk persoalan pendanaan dan urusan-urusan penting lainnya.
Sussung Maju
Salah satu rangkaian adat yang sangat menarik perhatian yaitu adat “Sussung Maju“. Sussung Maju artinya menjemput pengantin perempuan. Saat acara Sussung Maju berlansung hampir seribu orang mengiringi penjemputan ini.
Maju (pengantin perempuan) ditandu menuju Gemontokh Agung (Rumah Adat) Bandakh Negekhi Kelumbayan dikawal perangkat adat lengkap dengan senjata pusaka Kebandakhan diantaranya tombak, pedang, meriam, tameng dan baju besi.
Setibanya dirumah adat, pengantin perempuan disambut oleh Suntansyah Bandakh Makhga (orang tua dari putra mahkota) didampingi keluaraga dan perangkat adat.
Arak-arakan (Daduwayan)
Arak-arakan (Daduwayan) begitu meriah berlangsung hampir setiap hari. Pengantin perempuan dihiasi dengan berbagai aksesoris kebesaran adat. Dalam acara daduwayan ini pengantin perempuan sangat dimuliakan, berbagai macam makanan dan minuman dihidangkan, dihibur dengan musik musik tradisional (betabuh) diiringi pantun (nasip) dan sajak wayak wawancan.
Berhari-hari acara daduwayan ini berlangsung sampai pada puncak acara akad nikah putra mahkota. Pada acara sakral dilaksanakan penyerahan tahta Kebandakhan dari ayah kepada anaknya.
Dikirimkan oleh:
Magad Syolahuddin
Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pekon Paku, Kelumbayan, Tanggamus